LATIHAN SOAL UJI KOMPETENSI KEBIDANAN SERI PERSALINAN
Bdn. Istiana Kusumastuti, S.ST., M.Kes
- Seorang perempuan, umur 21 tahun,G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke PMB dengan keluhan perut mulas-mulas dan keluar lendir bercampur darah. Hasil Anamnesis: Rasa mules dirasakan sejak 5 jam yang lalu dan saat ini semakin sering. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 120/70 mmHg, N 88x/menit, TFU 32 cm, kepala sudah masuk 2/5, kontraksi 4x/10’/45”, DJJ130x/menit teratur PD: portio lunak tipis, pembukaan serviks 8 cm, selaput ketuban (+), presentasi kepala HIII.
Asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Anjurkan tidur miring kekiri
b. Fasilitasi Pemenuhan nutrisi
c. Anjurkan untuk mobilisasi
d. Ajarkan teknik meneran
e. Ajarkan teknik relaksasi
Kata Kunci : Hamil 39 minggu, perut mules, pembukaan serviks 8 selaput ketuban (+)
Pembahasan : Mobilitas selama proses persalinan dapat memperbaiki pengalaman ibu dan prognosis persalinan. Mobilisasi dapat dalam bentuk berjalan-jalan disekitar ruangan atau mengganti posisi atau menggerakan badan. Mobilisasi selama persalinan dapat bermanfaat antara lain; kerja uterus lebih efektif, persalinan lebih singkat, insiden memburuknya kondisi janin lebih rendah, kebutuhan analgesia famakologis berkurang, penggnaan oksitosin lebih sedikit dan kelahiran operatif lebih sedikit.
Jawaban : C. Anjurkan untuk mobilisasi - Seorang perempuan, umur 26 tahun ,G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke PMB dengan keluhan merasakan perut mules semakin lama semakin sering. Hasil anamnesis: mules dirasakan sejak 3 jam lalu tanpa disertai lendir dan darah. Hasil pemeriksaan KU baik, TD: 110/70 mmHg, N: 84x/menit, TFU 31 cm, kepala sudah masuk 3/5, hasil PD: portio tipis dan lunak, pembukaan servik 7 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, HII+.
Dimanakah posisi penurunan kepala janin sesuai kasus diatas?
a. Bidang lingkaran PAP sejajar bagian atas simfisis dan promontorium
b. Bidang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis
c. Bidang sejajar Hodge I setinggi bagian atas simfisis
d. Bidang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika
e. Bidang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis
Kata Kunci : Hamil 38 minggu, perut mules Mules, kepala masuk 3/5, HII+
Pembahasan : Bidang Hodge adalah bidang khayal untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul.- Bidang Hodge I: Bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium,
- Bidang Hodge II : Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis,
- Bidang Hodge III: Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri,
- Bidang Hodge IV: Bidang yang sejajar dengan bidang
Jawaban : B. Bidang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis - Seorang perempuan umur 30 tahun G3P2A0, hamil 38 minggu datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit di perut sampai ke pinggang. Hasil anamnesis; Sakit dirasakan sejak 5 jam yang lalu, keluar lendir bercampur darah. Hasil pemeriksaan KU baik TD 120/80 mmHg, S 36,8oC, P 22x/menit, TFU 33 cm, kepala masuk 1/5, DJJ 140x/menit, kontraksi 4x/10’/45”, PD: portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban(+), UUK ki depan, HIV.
Asuhan kebidanan apakah yang selanjutnya dapat dilakukan ?
a. Melakukan amniotomi
b. Menganjurkan jalan di sekitar tempat tidur
c. Memimpin persalinan bila ibu ingin meneran
d. Tunggu ketuban pecah sendiri dan pimpin persalinan
e. Fasilitasi pimpin persalinan saat diameter kepala 5-6 cm di vulva
Kata Kunci : Hamil 38 minggu, kontraksi 4x/10’/45”, pembukaan lengkap, ketuban (+), HIV
Pembahasan : Amniotomi (Pemecahan kantong ketuban) dilakukan saat persalinan bertujuan untuk merangsang dan mempercepat proses persalinan. Prosedur ini umumnya dilakukan bila kantong ketuban belum juga pecah menjelang persalinan atau bila persalinan berlangsung lama. Bidan hanya dapat melaksanakan amniotomi pada keadaan : Pembukaan lengkap, tetapi selaput ketuban belum pecah dan janin pada posisi puncak kepala (Verteks) dengan kepala sudah menancap (enganged).
Jawaban : A. Melakukan Amniotomi - Seorang perempuan, umur 28 tahun G1P0A0, usia kehamilan 39 minggu, bersama suami datang ke BPM dengan keluhan mulas tak tertahankan. hasil anamnesis: keluar darah lendir, ibu tampak gelisah dan kesakitan. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 S 36,7C, N 90x/menit, P 20x/menit, TFU 33 cm, DJJ 136x/menit, teratur, penurunan kepala 3/5, kontraksi 3x/10'/35", porsio lunak, pembukaan 5 cm, ketuban utuh.
Rencana tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Beri dukungan
b. Ajarkan teknik relaksasi
c. Anjurkan jalan-jalan semampu ibu
d. Motivasi berkemih sesering mungkin
e. Sarankan berbaring dalam posisi terlentang
Kata Kunci:Ibu mulas tak tertahankan, gelisah, kesakitan dan pembukaan 5 cm
Pembahasan: Teknik relaksasi meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pengalaman persalinan. Melakukan teknik relaksasi fisik yang melepaskan/ merilekskan otot-otot membantu untuk mengurangi ketegangan fisik dan mengurangi rasa sakit. Hal ini juga dapat menyebabkan rasa aman dan kesejahteraan emosional, yang akhirnya akan mengurangi kecemasan, yang mengurangi kepekaan kita terhadap rasa sakit.
Jawaban: B. Ajarkan Teknik Relaksasi - Seorang perempuan, umur 33 tahun G2PIA0, umur kehamilan 40 minggu, sedang dalam persalinan kala I di BPM sejak 4 jam lalu dengan keluhan mules sekali. Hasil anamnesis: sakit melingkar dari perut depan tembus kebelakang sejak di rumah hingga 1 jam lalu dan saat ini rasa sakit berkurang. Hasil pemeriksaan : KU baik TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, S 36,6°C, P 18x/menit, TFU 33 cm presentasi kepala, DJJ 140x/menit, kontraksi 2x/10’/25”. PD: porsio tebal dan lunak, pembukaan serviks 6 cm, keruban (+), Hodge II
Kelainan apakah yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Inersia uteri primer
b. Inersia uteri sekunder
c. Kontraksi uterus hipotonik
d. Kontraksi uterus hipertonik
e. Kontraksi uterus tidak terkoordinasi
Kata Kunci : Lontraksi 2x/10’/25”. PD: porsio tebal dan lunak, pembukaan serviks 6 cm, keruban (+), Hodge II
Pembahasan: Inersia uteri adalah his yang tidak adekuat (Abnormal) ditandai dengan kontraksi uterus yang jarang yaitu kurang dari 3 kali dalam 10 menit dengan durasi lebih pendek yaitu kurang dari 30 detik, ditunjukan dengan terjadinya perpanjangan kala I fase aktif karena otot Rahim kurang maksimal dan efisiensi dalam berkontraksi sehingga tidak mampu menghasilkan dilatasi serviks dan mendorong janin keluar. Inersia uteri terdiri dari:- Inersia uteri primer apabila kontraksi uterus bersifat lemah sejak awal persalinan
- Inersia uteri sekunder terjadi apabila sifat his baik atau normal pada awal mula persalinan, akan tetapi his kemudian melemah oleh karena otot-otot uterus yang mengalami kelelahan akibat persalinan yang lama
- Seorang perempuan, umur 22 tahun, sedang kala III persalinan di Puskesmas, Bayi lahir spontan 1 menit lalu. Hasil pemeriksaan : TFU 2 jari di atas pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong.
Apakah tindakan selanjutnya yang paling tepat pada kasus di atas ?
a. Peregangan tali pusat terkendali
b. Suntikkan oksitosin 10 IU IM
c. Kosongkan vesica urinaria
d. Lakukan masase uterus
e. Lahirkan plasenta
Kata Kunci : Bayi lahir spontan 1 menit lalu, TFU 2 jari di atas pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong
Pembahasan : Langkah pertama pada Manajemen Aktif Kala III dalam APN adalah Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramaskuler) di 1/3 paha distal lateral setelah memastikan tidak ada janin kedua. Adapun manfaat dari penyuntikan oksitosin 10 IU segera dalam 1 menit setelah bayi lahir dapat menyebabkan uterus berkontraksi efektif sehingga akan mempercepat pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah.
Jawaban : B. Suntikan oksitosin 10 IU IM - Seorang perempuan umur 32 tahun P2A0 partus aterm kala II di TPMB. Hasil anamnesa : ibu merasa senang bayinya sudah lahir. Hasil pemeriksaan : setelah badan bayi seluruhnya lahir, pemeriksaan selintas: bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan dan bergerak aktif dan tidak ada kesulitan bernapas.
Apakah penatalaksanaan lanjutan yang dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
b. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
c. Mengeringkan tubuh bayi
d. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
e. IMD
Pembahasan: Dalam prosedur 60 langkah asuhan persalinan normal, setelah pertolongan kelahiran bayi selanjutnya melakukan penanganan bayi baru lahir dengan cara :- Lakukan penilaian (selintas)
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau mengap-mengap lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir).- Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangantanpa membersihkan verniks.Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.- Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
- Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
- Pemotongan dan pengikatan tali pusat
- IMD
- Seorang perempuan, umur 26 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu, datang ke TPMB, Keluhan nyeri perut melingkar diperut. Hasil anamnesis: ibu sudah ada keinginan meneran. Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmhg, N 80x/menit, S 36,8°C, P 25x/menit, TFU 35 cm, presentasi kepala, DJJ 145 kali/menit, 5x/10’/45”, pengeluaran lender dan darah. VT pembukaan 10 cm, ketuban pecah, kepala hodge IV. Nampak 5-6 cm kepala janin di vulva, dan bidan sudah mengajarkan bimbingan meneran yang baik jika ibu ada dorongan kuat untuk meneran.
Prosedur apakah yang dilakukan bidan pada tahap selanjutnya sesuai kasus tersebut?
a. Menyokong perineum
b. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
c. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
d. Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi diatas perut ibu
e. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 dibagian bawah bokong ibu
Kata Kunci: Pembukaan 10cm Kepala hodge IV, 5-6 cm nampak kepala janin di vulva
Pembahasan: PERSIAPKAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI :- Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 dibagian bawah bokong ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
- Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 dibagian bawah bokong ibu
- Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
- Seorang
perempuan, umur 30 tahun, inpartu kala I fase aktif datang ke PMB. Hasil anamnesis: mules sejak 5 jam
lalu, sekarang semakin sering mules.
Hasil pemeriksaan: TD: 110/70 mmHg, N 88x/menit, S: 36,5ºC, P
22x/menit, TFU 34 cm, kepala masuk 3/5, PD: portio tipis dan lunak, pembukaan 8 cm, selaput ketuban (+) teraba fontanel anterior,
HIII.
Apakah presentasi janin pada kasus tersebut ?
a. Presentasi muka
b. Presentasi dahi
c. Presentasi dagu
d. Presentasi mulut
e. Presentasi kepala
Kata Kunci : PD: portio tipis dan lunak, pembukaan 8 cm, selaput ketuban (+) teraba fontanel anterior, HIII
Pembahasan : Presentasi janin adalah bagian tubuh janin yang terendah atau terdekat dengan jalan lahir. Pada letak memanjang yang terpresentasi adalah kepala atau bokong. Umumnya kepala terfleksi maksimal sehingga dagu menyentuh dada. Fontanela posterior merupakan bagian yang terpresentasi yang disebut presentasi Verteks atau Oksiput. Yang jarang terjadi adalah leher dapat terekstensi maksimal maka oksiput dan punggung bersentuhan sehingga wajah merupakan bagian terendah pada jalan lahir (presentasi wajah). Kepala janinpun dapat terfleksi parsial dengan presentasi fontanela anterior atau bregma-presentasi sinsiput atau pada kasus terekstensi parsial menimbulkan presentasi dahi. Presentasi sinsiput dan dahi sifatnya sementara karena pada saat persalinan berlangsung hampir selalu berubah menjadi presentasi vertex atau presentasi wajah.
Jawaban : B. Presentasi Dahi - Seorang perempuan, umur 29 tahun G1P0A0, usia kehamilan 40 minggu, kala II di BPM. Hasil anamnesis: ingin meneran. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 120/80 mmHg, S 36,7C, N 90 x/menit, P 20x/menit, TFU 36 cm, DJJ 144x/menit, teratur, kontraksi kuat 5x/10'/45", pembukaan lengkap, penurunan kepala station O, ketuban pecah spontan.
Tindakan apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut?
a. Pimpin meneran
b. Kolaborasi dengan dokter
c. Berikan injeksi oxytocin 3 unit IM
d. Posisikan ibu senyaman mungkin
e. Observasi tunggu sampai bayi lahir spontan.
Kata Kunci: Kontraksi kuat 5x/10'/45", pembukaan lengkap, penurunan kepala station O, ketuban pecah spontan
Pembahasan: Posisi dalam persalinan dan lahiran sangat penting, karena akan membantu menjadi lebih nyaman selama proses persalinan. Beberapa posisi juga akan membantu mempercepat proses persalinan. Tidak ada posisi yang sempurna untuk persalinan, tetapi sering perubahan posisi selama persalinan dapat membantu menjadi rileks dan tetap dapat mengendalikan rasa sakit.
Jawaban: D. Posisikan ibu senyaman mungkin. - Seorang perempuan
umur 25 tahun, G1P0A0, sedang dalam persalinan kala III di PMB, plasenta belum
lahir. Hasil anamnesis: sudah diberikan
oksitosin kedua, plasenta
belum lahir. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, P 20x/menit,
S 37,2°C, uterus teraba discoid, tidak ada pengeluaran darah.
Tindakan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Penegangan Tali pusat Terkendali
b. Lahirkan plasenta secara Brandt Andrew
c. Kolaborasi dokter
d. Manual plasenta
e. Rujuk ke RS
Kata kunci : Dalam persalinan kala III, sudh diberikan oksitosin kedua, plasenta belum lahir, uterus discoid, tidak ada pengeluaran darah
Pembahasan : Pada semua retensio plasenta diusahakan pelepasan plasenta secara manual plasenta. Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya dan mengeluarkannya dari cavum uteri secara manual yaitu tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung ke dalam cavum uteri dengan indikasi plasenta adhesiva. Tanda tidak adanya perdarahan pada kasus retensio plasenta, bukan hanya terjadi karena kurang kuatnya kontraksi untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus (plasenta adhesiva) namun dapat juga karena plasenta melekat erat pada dinding uterus karena villi korealis menembus desidua sampai meometrium-bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta), yang merupakan kontra indikasi tindakan manual plasenta maka untuk kasus retensio tersebut harus dirujuk ke Rumah sakit.
Jawaban: D. Manual plasenta - Seorang perempuan, umur 26 tahun,
G2P1A0 hamil 40 minggu datang
ke PMB dengan keluhan perut mulas-mulas dan keluar lendir bercampur darah. Hasil Anamnesis: Rasa mules dirasakan sejak 6 jam yang lalu dan saat ini semakin
sakit dan sering.
Hasil pemeriksaan KU baik,
TD 120/70 mmHg, N 90x/menit, TFU 33 cm, kepala sudah masuk 2/5, kontraksi 4x/10’/45”, DJJ 140x/menit teratur PD:
portio lunak tipis lunak, pembukaan
serviks 7 cm, selaput ketuban (+), presentasi teraba oksiput posterior, penurunan HIII
Posisi bersalin apakah yang dapat membantu rotasi pada kasus tersebut?
a. Posisi Berdiri
b. Posisi Litotomi
c. Posisi tidur miring kanan
d. Posisi setengah duduk
e. Posisi tidur miring kiri/kanan
Kata Kunci : PD: portio lunak tipis lunak, pembukaan serviks 7 cm, selaput ketuban (+), presentasi teraba oksiput posterior, penurunan HIII
Pembahasan : Didiagnosis posisi oksiput posterior maka pada pemeriksaan abdomen teraba bagian terendah datar, bagian kecil janin teraba dibagian anterior dan DJJ terdengar di bagian samping((Flank) sedangkan pada pemeriksaan dalam : teraba oksiput kearah sacrum, sinsiput di anterior dan akan mudah teraba jika kepala defleksi. Kebanyakan posisi oksiput posterior mengalami rotasi anterior spontan(90% kasus) diikuti dengan kelahiran tanpa komplikasi. Salah satu cara yang dapat membantu rotasi oksiput posterior menjadi oksiput anterior adalah posisi tidur miring kiri atau kanan dengan satu kaki ditekuk dan satu luruskan.
Jawaban: E. Posisi miring kiri/kanan
- Seorang perempuan, umur 26 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu,
datang ke Puskemas PONED diantar suami pada jam 08.00 WIB dengan
keluhan mulas sejak 5 jam yang lalu. Hasil anamnesis : pengeluaran darah
bercampur lendir dari jalan lahir sejak 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan TD
120/80 mmHg, p 24 x/menit, DN 80 x/menit, S 36.5 °C, TFU 29 cm, DJJ
138 x/menit, teratur, kontraksi 3x/10’/45”, penurunan kepala 3/5,
pembukaan 5 cm,portio tipis -lunak, selaput ketuban (+)
Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut ?
a. Deselarasi
b. Akselerasi
c. Dilatasi maksimal
d. Akselerasi maksimal
e. Deselarasi maksimal
Kata kunci: 3x/10’/45”, penurunan kepala 3/5, pembukaan 5 cm, portio tipis - lunak, selaput ketuban (+)
Pembahasan : Diagnosis kebidanan ditegakkan berdasarkan lebarnya pembukaan serviks Fase aktif terjadi karena kontraksi, lama kontraksi, pembukaan ≥ 4 cm, penurunan bagian terendah Janin Fase Dilatasi Maksimal terjadi pembukaan yang berlangsung sangat cepat (2 jam)
- Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
- Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
- Fase Dilatasi Maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
Jawaban: C. Dilatasi Maksimal - Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0 hamil 38 minggu, datang ke
Rumah Sakit bersama Bidan dengan keluhan mulas semakin sering. Hasil
anamnesis keluar lendir bercampur darah dan cairan berwarna jernih. Hasil
pemeriksaan TD 130/80 mmHg, P 24 x/menit, N 80 x/menit, kontraksi
3x/10’/45”, DJJ 144 kali/menit, pembukaan 8 cm, selaput ketuban (-),
dan teraba tali pusat disamping kepala.
Asuhan apakah yang paling tepat dilakukan Bidan saat merujuk pada kasus tersebut ?
a. Lengkapi partograf
b. Lakukan dekompresi tali pusat
c. Observasi keadaan umum pasien
d. Rencanakan persalinan per abdomen
e. Lakukan persalinan pervaginam dengan segera
Kata kunci: pembukaan 8 cm, selaput ketuban (-), dan teraba tali pusat disamping kepala.
Pembahasan :
- Tali pusat masih berdenyut tandanya janin masih hidup,
- Dekompresi tali pusat dilakukan bila proses persalinan belum dapat dilanjutkan, misalnya harus dirujuk
- Lakukan penanganan segera dengan beri oksigen 4-6 litar/menit melalui masker/kanule nasal
- Posisi ibu dengan trendelenburg, knee-chect, sims
Jawaban: B. Lakukan dekompresi tali pusat - Seorang perempuan umur 21 tahun G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu, datang ke BPM dengan keluhan mulas. Hasil anamnesis: ketuban pecah sejak 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N 90x/menit, TFU 33 cm, letak lintang DJJ 140x/menit, teratur, kontraksi 3x/10'/35", porsio tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban (-).
Rencana tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Lakukan rujukan
b. Monitor kontraksi dan DJJ
c. Pasang Infus, Ibu dipuasakan
d. Rawat pasien sebelum inpartu
e. Nilai air ketuban dengan lakmus
Kata Kunci: Ketuban pecah sejak 1 jam yang lalu, kontraksi 3x/10'/35", letak lintang, pembukaan 5 cm
Pembahasan: Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera mungkin karena berguhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang mendesak. Salah satu pertimbangan perencanaan rujukan adalah risiko dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan. Dalam kasus ini, rujukan dilakukan karena letak lintang, dan pasien bersalin ke BPM sehingga harus dirujuk untuk dilakukan persalinan dengan tindakan RS
Jawaban: A. Lakukan Rujukan - Seorang perempuan usia 30 tahun, GIII P2 A0, usia kehamilan 39 minggu, dalam kala III persalinan di PMB. Riwayat kala II persalinan sangat cepat. Saat bayi diletakkan di abdomen, tampak darah keluar tiba-tiba dari vulva. Hasil pemeriksaan: TFU setinggi pusat, Kontraksi kuat.
Tindakan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memotong tali pusat
b. Melahirkan plasenta
c. Cepat mengeringkan bayi
d. Suntik oksitosin 10 IU secara IM
e. Memeriksa apakah ada bayi ke dua
Kata Kunci: Kala III persalinan di PMB, Keluar darah tiba-tiba , TFU setinggi pusat
Pembahasan: TFU setinggi pusat menandakan tidak ada bayi kedua jika telah dipastikan tidak ada bayi kedua (hamil tunggal), dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha.
Jawaban: D suntikan oksitosin 10 IU secara IM - Seorang perempuan, umur 31 tahun, P2A0, melahirkan 15 menit yang
lalu di Poskesdes Riwayat persalinan: bayi lahir spontan, menangis
kuat, gerakan aktif, plasenta lahir lengkap. Hasil pemeriksaan: KU
baik, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus kuat, kandung kemih
kosong, peradarahan ± 200 ml.
Apakah tindakan selanjutnya yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Menilai perdarahan
b. Melakukan massase uterus
c. Memberikan oksitosin kedua
d. Observasi Tanda-tanda vital
e. Melakukan rangsangan puting susu
Kata Kunci : Melahirkan 15 menit yang lalu, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus kuat, kandung kemih kosong, peradarahan ± 200 ml.
Pembahasan : Setelah plasenta lahir masih ada masa kritis yang dihadapi ibu karena dalam masa tersebut dapat terjadi perdarahan (resiko atonia uteri) yang menjadi penyebab utamanya adalah kontraksi yang kurang baik. Masase uterus dapat menyebabkan rahim berkontraksi sehingga dapat menutup sinus-sinus pembuluh darah dari tempat lepasnya plasenta. Berkontraksinya uterus dengan baik akan menjaga uterus tetap keras, dapat mencegah perdarahan hingga kematian selain itu dapat mempercepat kembalinya uterus ke dalam sebelum hamil.
Jawaban : B. Melakukan Masasse uterus - Seorang perempuan umur 18 tahun G1P0A0, usia kehamilan 39 minggu, kala I di puskesmas PONED, mengeluh keluar darah dan lendir pervaginam. Hasil anamnesis: mules makin sering, Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmHg, N 84 x/menit, S 36,5 C, RR 18x/menit, TFU 28 cm, kepala masih bisa digoyangkan, kontraksi 3x/10'/35", DJJ 144x/menit. Rencana pasien dirujuk tanpa pemeriksaan dalam terlebih dahulu.
Alasan apakah yang paling tepat untuk merujuk pada kasus tersebut?
a. Usia Ibu
b. Masa Gestasi
c. Belum Inpartu
d. His belum adekuat
e. Penurunan kepala 5/5
Kata Kunci: usia kehamilan 39 minggu, kepala masih bisa digoyangkan
Pembahasan:
Pada primigravisa ketika janin belum memasuki pintu atas panggul pada usia kehamilan 36 minggu maka perlu dicurigai adanya:
- Kepala lebih besar dari panggul ibu
- Berat bayi yang melebihi 4 kg
- Rongga panggul ibu sempit
- Bayi terlilit tali plasenta atau tumor yang menutupi rongga panggul ibu-Plasenta Previa
Jawaban: E. Penurunan kepala 5/5 - Seorang perempuan, umur 28 tahun GII P1 A0, usia kehamilan 39 minggu, datang ke Puskesmas dengan keluhan mulas tak tertahankan. Hasil anamnesis: sudah keluar lendir darah. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, N 84x/menit, S 36,8C, TFU 32 cm, penurunan kepala 3/5, DJJ 136x/menit, teratur, kontraksi 3x/10'/40", pembukaan 6 cm, portio tipis lunas, ketuban utuh, UUK kiri depan.
Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Mengukur nadi setelah 4 jam pemeriksaan
b. Melakukan periksa dalam 2 jam kemudian
c. Memeriksa TD menjelang persalinan
d. Melakukan observasi DJJ tiap 30 menit
e. Menilai kontraksi 1 jam lagi
Kata Kunci: pembukaan 6 cm, portio tipis, lunak, ketuban utuh, UUK kiri depan
Pembahasan :
Penilaian dan intervensi pada kala I aktif yaitu:
-Tekanan darah tiap 4 jam
- Suhu Tiap 4 jam
- Nadi tiap 30 menit
- DJJ tiap 30 menit
- Kontraksi uterus tiap 30 menit
- Pembukaan serviks tiap 4 jam
- Penurunan tiap 4 jam
- Produksi urin, aseton dan protein setiap 2-4 jam
Jawaban: D. Melakukan observasi DJJ tiap 30 menit - Seorang ibu hamil berusia 35 tahun GIIP1A0 datang ke klinik bersalin dan telah melahirkan bayi laki-laki. Plasenta lahir lengkap 25 menit setelah diberikan injeksi oksitosin ke-2. Perdarahan 500 cc, dilakukan massage kontraksi uterus lembek. TFU setinggi pusat, TD: 100/70 mmHg, N: 100x/menit.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh bisan untuk mengatasi perdarahan tersebut?
a. Berikan ergometrin 0,2 mg IM
b. Lakukan kompresi bimanual internal
c. Lakukan kompresi bimanual eksternal
d. Pasang infus RL 500 ml + oksitosin 20 IU
e. Mengecek kelengkapan plasenta
Kata Kunci: Perdarahan 500 cc dan uterus lembek
Pembahasan: Atonia uteri adalah tidak adanya kontraksi segera setelah plasenta lahir.
Tanda-Tandanya:
- Uterus tidak berkontraksi dan lembek
- Perdarahan terjadi segera setelah anak lahir
- Tanda syok (Nadi cepat dan lemah, Tekanand arah yang rendah, pucat, keringat/ kulit terasa dingin dan lembab, pernapasan cepat. Gelisah, bingung atau kehilangan kesadaran, urine yang sedikit)
Penatalaksanaan atonia uteri:
- Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
- Bersihkan bekuan darah dan/ atau selaput ketuban dari vagina
- Pastikan kandung kemih kosong
-Lakukan KBI selama 5 menit
- Jika tidak berkontraksi anjurkan keluarga untuk melakukan KBE
- Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal
- Pasang infus + oksitosin 20 unit
- Jika tidak berkontraksi rujuk segera
Jawaban: B. Lakukan Kompresi Bimanual Internal
Referensi
Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman penulis yang sudah mengikuti Uji Kompetensi"Setiap usaha dan belajar adalah langkah menuju kesuksesan. Kembangkan kepercayaan diri, kalian pasti mampu melewati ujian dengan gemilang."
Komentar
Posting Komentar